Home > News

BPKH Catat Kinerja Positif 2024, Lampaui Target Dana Kelolaan dan Nilai Manfaat

BPKH tidak hanya hati-hati dan adaptif, tetapi juga progresif di tengah tekanan ekonomi global

Jakarta – Anggota Badan Pelaksana BPKH, Indra Gunawan, menyampaikan pencapaian gemilang kinerja BPKH tahun 2024 yang mencatatkan hasil di atas ekspektasi, sekaligus membantah sejumlah tudingan miring dari pihak eksternal. Dalam laporan keuangan unaudited, total dana kelolaan BPKH mencapai Rp171,65 triliun, melampaui target semula sebesar Rp169,95 triliun. Selain itu, nilai manfaat yang diperoleh juga menembus angka Rp11,63 triliun, melebihi proyeksi Rp11,51 triliun.

Pencapaian ini menjadi bukti kuat bahwa strategi pengelolaan dana haji oleh BPKH tidak hanya hati-hati dan adaptif, tetapi juga progresif di tengah tekanan ekonomi global. Indra Gunawan menegaskan, “Kami tetap menjaga prinsip kehati-hatian sekaligus terus mencari peluang agar dana umat bisa memberikan manfaat yang optimal dan berkelanjutan.”

Tak hanya dalam angka, kepercayaan masyarakat terhadap BPKH juga tercermin dari jumlah pendaftar haji baru yang mencapai 398.744 jemaah—melebihi target 385.000 jemaah untuk tahun tersebut.

Meski Bloomberg Technoz menyoroti realisasi nilai manfaat investasi sebesar Rp9,29 triliun sebagai “kegagalan” karena tidak memenuhi target Rp9,997 triliun, BPKH justru memandang hal ini sebagai bagian dari strategi perlindungan likuiditas. Penempatan dana di instrumen likuid seperti deposito syariah memberikan hasil kompetitif sembari menjaga keamanan dana jemaah.

Di sisi lain, penurunan kas dari Rp7,2 triliun ke Rp4,36 triliun dijelaskan sebagai hasil adaptasi terhadap kebutuhan likuiditas musiman—bukan tanda inefisiensi atau mismatch pengelolaan. Sementara itu, defisit operasional sebesar Rp7,5 triliun disebut sebagai konsekuensi logis dari skema pembiayaan haji, di mana BPKH masih menanggung 38% dari biaya haji 2025. “Kami justru sedang mengarahkan agar porsi biaya jemaah meningkat untuk menyeimbangkan beban ke depan,” ujar Indra.

Menyoal tudingan bahwa surplus Rp1,11 triliun hanya disebabkan oleh kenaikan return deposito, Indra menyampaikan bahwa capaian tersebut tak lepas dari langkah switching strategis dan pendekatan investasi prudent, termasuk di sektor emas yang kini menjadi instrumen baru dengan potensi imbal hasil jangka panjang.

Dana Abadi Umat juga tumbuh signifikan hingga Rp3,86 triliun, digunakan untuk program kemaslahatan di bidang pendidikan dan kesehatan tanpa membebani setoran jemaah.

“Capaian ini membuktikan bahwa BPKH tetap konsisten dalam mengelola dana secara syariah, akuntabel, dan transparan, sekaligus memastikan keberlangsungan dana haji yang Aman, Adil, dan Abadi,” ujar Indra Gunawan.

× Image